Kamis, 19 Februari 2009

Fenomena Dukun Cilik

Ada hal yang menarik beberapa hari ini yaitu femonena sang dukun cilik Ponari dari Jombang, yang diberitakan beberapa media massa baik melalui layar kaca maupun surat kabar. Melihat kejadian tersebut betapa masyarakat dengan sangat antusias menungggu untuk mendapatkan air hasil celupan dari batu sakti yang konon turun dari langit yakni batu petir yang didapatkan sang dukun cilik yang tersambar petir waktu bermain.

Mungkin sudah dari sononya, dari Jombang lahir yang menurut logika orang awam adalah orang aneh. Jombang punya yang namanya Gus Dur yang katanya kaum pesantren sudah setaraf Wali, ada Nurcholish Majid Presidennya Paramadina jebolan Chicago terkenal dengan konsep Pluralismenya, Emha Ainun Najib terkenal dengan julukan Si Kyai Beling merupakan konseptor dari Kyai Kanjeng dengan Padhang Mbulannya. Mungkin yang baru baru ini adalah si tukang jagal Ryan yang juga dari Jombang dan yang terakhir adalah yang bahas diatas SI PONARI Si Dukun Cilik.
Alih alih mendapatkan pengebotan dari si Ponari malah nyawa taruhannya, karena berdesak desakan waktu antri akhir timbul korban nyawa 4 orang. Yang perlu kita kaji dari fenomena tersebut adalah apakah masyarakat kita semakin jauh dari nilai nilai untuk menggunakan akal sehat dan lebih percaya kepada tuah sebuah batu petir, atau apakah memang sudah parah keputus asaan masyarakat sehingga menghilang logika akal sehatnya.

Kejadian sang dukun cilik merupakan sebuah pembelajaran kepada pemerintah untuk semakin meningkatkan kepentingkan pelayanan kesehatan yang murah, pelayanan yang sinergis dan tidak menjauhkan masyarakat dari pelayanan kesehatan yang baik. Untuk para tokoh masyarakat khususnya yang mengaku Ulama/Kyai berilah pengertian kepada masyarakat tentang efek mudhoratnya jika terlalu mengagungkan batu petirnya ponari, jangan hanya memikirkan kepentingan partainya sehingga lupa kepada amanah yang diembannya, janganlah duduk dimenari gading karena itu hanya akan menjauhkan para ulama/kyai dari masyarakat.

Saya berharap pemerintah berkaca diri untuk semakin meningkatkan pelayananya khususnya Kesehatan dan Juga pada tokoh masyarakat kembali ke pada jati diri sebagai kontrol sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar